Kamis, 14 November 2013

Bangga Sebagai Orang Indonesia

Selalu bangga menjadi orang Indonesia di manapun aku berada :)

Pikiran yang diset bahwa bangsa barat lebih keren, lebih cakep, lebih pintar, dll. memang melanda (juga) sebagian besar bangsa Indonesia. Memang pikiran manusia itu melihat luarnya dulu, walaupun di dalamnya kita belum tahu pasti. Copet bisa saja berbaju rapi, rambutnya disisir rapi, tapi dalam hatinya mana kita tahu?

Sebagai seorang imigran di USA, banyak hal yang saya pelajari dari kehidupan.

Tentang fisik natural
Kita sebagai manusia diciptakan sesuai gambaranNya. Jika ada di antara kita yang mempunyai perbedaan, janganlah ada yang menganggap hal itu adalah buruk ataupun lebih rendah daripada diri kita. Apapun itu bentuknya, itu pemberian Tuhan yang wajib kita syukuri. Kalau ada yang kekurangan, bantulah semampu kita. Kata-kata negatif itu tidak penting banget, jangan sampai deh keluar dari mulut kita. Mulut kita ini fungsinya untuk memuji nama Tuhan, bukan sebaliknya.

Tentang warna kulit
Kalau mau rendah diri soal warna kulit seseorang, atau warna kulit diri sendiri, itu sama saja menghina langsung ke Tuhan. Sikap yang tidak penting, hanya membuang waktu & energi. Orang-orang barat rela berjemur, pakai tanning cream/spray, bahkan sampai minum pil wortel supaya kulitnya seperti kulit orang Asia. Setelah mengalami winter, aku sadar bahwa hangatnya matahari di Indonesia itu indah banget! Kulit menjadi sedikit coklat itu justru cantik lho, nggak usah takut hanya karena setiap hari mendengar kata-kata "si Indah lebih cantik karena kulitnya lebih putih" (karena itu politiknya orang berjualan cream pemutih) Ha! :)

Indonesia itu kuat
Secara ekonomi, Indonesia itu negara yang kuat di Asia setelah China dan India, yang bertahan di era krisis global. Di dunia (worldwide) bisa dibandingkan dengan Eropa & Amerika. Propaganda tentang amrik yang kita dengar di Indonesia memang muluk, semuanya terlihat bagus, tapi semua itu hanya "katanya begitu". Banyak juga koq, orang yang miskin bahkan yang tidak tahu mau makan apa hari ini.
Secara sistem kesehatan, saya pikir Indonesia juga lebih baik.  Jauh lebih baik. Rakyat sehat, negara kuat---begitu slogan yang sering kita dengar, itu ada benarnya. {Makanan Indonesia termasuk makanan sehat. Bangga dong di luar negeri kalau bisa menyajikan makanan Indonesia, apalagi untuk para bule, apalagi kalau sudah gluten free yang sedang trendy di banyak kalangan. Hampir semua makanan Indonesia itu gluten free, bo!} Sedangkan pemerintahan amrik yang sekarang membuat program asuransi seperti paham komunis, semua rakyat harus punya, kalau tidak membeli akan didenda, sedangkan yang mampu beli akan dikenakan biaya lebih karena untuk membantu mereka yang tidak membeli. Di Indonesia, biaya kesehatan masih terjangkau. Asuransi adalah pilihan dan pemerintah tidak mewajibkan, kalau mampus silakan beli. Kebanyakan orang membayar asuransi yang didapat dari pekerjaan. Di Jakarta yang kota metropolitan saja, masih ada dokter yang berjiwa sosial, masih ada dokter yang sekali kunjungan pasang harga Rp 50.000,- dan obat-obatnya maximum Rp 50,000,- Di amrik, baru kena batuk pilek doang, aku harus merogoh kantong sendiri sekitar $200 setelah sebagian biaya dibantu asuransi. Itupun belum termasuk tagihan biaya service dari dokter, yang kuterima lewat pos secara terpisah, biasanya sekitar $150. Menambal 2 buah gigi (gigiku bagus banget sebenarnya, tidak pernah sakit, tapi ada lubang kecil seperti titik berwarna hitam) tempo hari aku harus merogoh kantong sendiri sebesar $200-an setelah sebagian biaya dibantu asuransi. Kenyataannya, biaya pengobatan adalah penyebab kebangkrutan di sini. Dave Ramsey di seminarnya juga bilang kalau "asuransi is a pain".

Bangsa Indonesia itu pintar dan rendah hati
Banyak manusia Indonesia yang berprestasi di bidangnya. Sebut saja mantan wapres Bapak B.J. Habibie, Addie MS, Bapak Gesang, Bapak Sudono Salim, Ibu Sisca Soewitomo, dll. Siapapun dirimu, kamu sesungguhnya mempunyai bakat /talenta, paling tidak 1 bakat/talenta, atau bahkan lebih, baik itu di bidang komputer, musik, memasak, bisnis, olah raga, dll.
Aku sebagai imigran yang terbilang baru, mempunyai beberapa keahlian komputer, bisa bermain musik (gitar & keyboard), memasak, terkadang membantu suami mempelajari materi  kuliahnya (supaya dapat nilai A ^_^ ya kan ya dong) dan beberapa keahlian kecil lainnya, itu saja sudah dipuji dan dihargai orang-orang di sekitarku. Hal ini tidak membuatku sombong apalagi sok ameriki (karena aku lebih suka sederhana saja, nggak usah macem-macem) karena masih banyak orang Indonesia yang lebih baik daripada aku. Mereka lebih jago, tentunya tidak sombong juga.


Jadilah bijak.  Penting sekali untuk selalu tekun dan tidak mudah menyerah, juga berdoa adalah nomor satu. Percayalah, Tuhan selalu menguatkanmu, bahkan di saat kamu lemah, di saat kamu sudah lelah berusaha, Dia tidak pernah meninggalkanmu.

Sabtu, 02 November 2013

{autumn} Fall Back

Dalam beberapa hari akan ada perubahan waktu. Fall back, begitu istilahnya. Tahun ini saatnya jatuh pada tanggal 3 November 2013 jam 2 a.m. untuk US.
Setiap saat fall back terjadi, yaitu jam dimundurkan 1 jam, maka kami mendapat keuntungan besar, yaitu tidur 1 jam lebih lama. Enak amat, ya nggak sih...
Sejak bulan Oktober kemudian memasuki bulan November ini, terasa sekali kalau jatah mendapatkan sinar matahari setiap hari adalah sangat kurang. Bisa dibilang kurang dari ukuran normal. Kontras sekali perbedaannya jika dibandingkan dengan negara yang terbentang di garis khatulistiwa yang rata-rata mendapat sinar matahari kurang lebih selama 12 jam per hari, atau paling tidak jika dibandingkan dengan summer di sini yang setiap hari adalah hari yang panjang (tapi menyenangkan & hangat).
Semakin mendekati winter, hari terasa semakin pendek. Tanggal 1 November ini matahari mulai terbit sejak jam 8:18 lewat (semakin hari semakin mundur) dan terbenam sekitar jam 6.34 malam (dan semakin hari akan semakin lebih awal). Bandingkan di saat summer, matahari terbit sekitar jam 6:03 pagi dan terbenam sekitar jam 9:25 malam.
Luar biasa.
Aku tetap lebih suka pagi saat summer dengan hangatnya sinar mentari, suara burung-burung berkicau yang bernyanyi memuji Tuhan.
I Got the Sun in the Morning - Words & Music by Irving Berlin
Got no diamond, got no pearl,
Still I think I'm a lucky girl.
I've got the sun in the morning
And the moon at night.
Got no mansion, got no yacht,
Still I'm happy with what I got.
I've got the sun in the morning
And the moon at night
Sunshine gives me a lovely day,
Moonlight gives me the Milky Way.
Got no checkbooks, got no banks,
Still, I'd like to express my thanks.
I've got the sun in the morning
And the moon at night.
And with the sun in the morning
And the moon in the evening
I'm alright.
Got no butler, got no maid.
Still I think I've been overpaid,
I've got the sun in the morning
And the moon at night.
Got no silver, got no gold,
What you've got can't be bought or sold.
I've got the sun in the morning
And the moon at night.
Sunshine gives me a lovely day,
Moonlight gives me the Milky Way.
Got no heirlooms for my kin,
Made no will but when I cash in
I'll leave the sun in the morning
And the moon at night.
And with the sun in the morning
And the moon in the evening
I'm alright.

Sabtu, 19 Oktober 2013

Into The Woods

I've been having fun using scraps of favorite materials. If you want to use your favorite fabric scraps to create something memorable, just place hexagons where you want.
This is want I love to do, as you can see, without any formalized pattern - just let your imagination run wild and start to create something new!
 It started from hexagons. Then the next day it became a bag.
Do you like the style of the front pockets?
What do you think about the side pocket?

All fabrics are cotton.
I think I will add a sling. And some more. Coming soon.

Sabtu, 05 Oktober 2013

Resep Sate Kepel (Hand-molded Ground Beef Satay)

Sewaktu posting foto Sate Kêpêl, beberapa teman menanyakan tentang resep. Timbul ide untuk menuliskannya di blog ini, sekalian untuk menjawab pertanyaan yang terlontar itu.
Sate (Satay) mudah dijumpai di Indonesia, baik itu di street food, di restaurant, atau kadang di rumah (homemade) karena untuk membuatnya termasuk mudah dan bahan-bahan segar mudah didapat. Paling umum dijumpai adalah sate ayam, sedangkan sate daging sapi terbilang jarang karena harganya memang lebih mahal.
Selama ini kami tidak suka dengan daging sate sapi yang alot ataupun terlalu kering (tidak juicy karena terlalu lama melalui proses memasak). Sate yang alot akan mengurangi kenikmatan, karena cenderung menempel di tusukannya dan sulit lepas saat digigit. Nggak lucu kan, kalau sate sudah masuk ke mulut, eh ngajak adu otot... mau berantem sama makanan? Haha...
Akhir pekan minggu lalu sebenarnya baru pertama kali itu aku mencoba membuat sate ini, yaitu waktu beracara kumpul-kumpul dengan teman-teman di sini. Syukurlah ternyata rasanya enak, tidak kering, dan tidak alot. Cocok di lidah!


Sate Kêpêl (hand-molded ground beef satay)


Bahan:
1 kg daging giling 
1 sdm air asam jawa dari 1 sendok teh asam, larutkan di dalam1 sendok makan air
2 sdm kecap manis 
1 sdm bubuk cabe merah
1 butir telur 
+ ½ cangkir minyak zaitun (olive oil)
16-20 buah tusuk satai
Wax paper


Bumbu Halus:
1 sdm ketumbar halus
½ sdm bubuk jintan 
7 butir kemiri sangrai
6 siung bawang putih 
5 butir bawang merah / ½ butir bawang bombai merah
½ cangkir kelapa parut 
1 sdm bubuk kunyit
1 batang serai, rajang kasar (buang ujung bagian atas)
1 sdt garam 
½ sdt merica bubuk

Cara membuat:

kemiri sangrai
Mempersiapkan kemiri sangrai: Menggunakan wajan kering, panaskan kemiri yang sudah dirajang kasar di atas api sedang. Sesekali diaduk-aduk untuk meratakan proses pemanasan ini. Setelah berwarna agak kecoklatan, sisihkan.
serai yang sudah dirajang kasar
Sambil menunggu kemiri sangrai siap, persiapkan air asam jawa dan bumbu halus.
1 sendok teh asam, direndam di dalam1 sendok makan air, diamkan.
Remas-remas sesaat sebelum dituang ke dalam campuran daging untuk mendapatkan larutan kental.
Aku mengunakan blender untuk menghaluskan bumbu, dengan menggunakan sedikit minyak untuk mempermudah proses. Tuang minyak sedikit demi sedikit dan jangan terlalu banyak menggunakan minyak.
Bumbu halus (menggunakan blender bumbu)
Panaskan wajan dengan api medium high. Tumis bumbu halus sampai harum. Sisihkan.
*Jika proses menghaluskan bumbu menggunakan ulekan batu dan tanpa menggunakan minyak, perlu ditambahkan 2 sdm minyak untuk menumis.

Bumbu halus setelah ditumis
Menggunakan baskom, masukkan daging giling, tumisan bumbu halus, air asam jawa, kecap manis, dan bubuk cabe merah. Aduk rata. Terakhir, masukkan telur. Aduk rata.
daging giling + bumbu halus
Ambil sedikit campuran daging. Kepal-kepal. Tusuk di tusukan sate sambil dipadatkan menggunakan kepalan tangan. Jika akan ditumpuk sebelum dipanggang, gunakan wax paper di antara lapisan tumpukan sate.
Jika tidak langsung dipanggang, tutup dengan plastik pembungkus (aku menggunakan Saran plastic Wrap) dan simpan di dalam kulkas maximal 24 jam.
Tumpukan sate
Sate Kêpêl  (mentah)
Panggang sate sampai matang dan kecokelatan.  
proses pemanggangan
Sate Kêpêl (matang)
Sajikan satai pentul bersama saus sesuai selera, bersama dengan irisan tomat, irisan cabe rawit, dan irisan bawang merah.

Selamat menikmati!

 *Untuk 16 tusuk

**Berhasil membuat Sate Kêpêl? Posting di kolom komentar ya! :)

Tips:
  • Cara terbaik untuk memanggang daging giling adalah menggunakan panas yang tinggi dan memasaknya tidak berlama-lama. Tutup oven grill bisa dibiarkan terbuka. Jangan memanggang terlalu lama karena hasilnya akan alot dan kering.
  • Gunakan daging giling segar yang warnanya masih merah. Kualitas daging giling yang sudah berubah warna menjadi pink akan mempengaruhi kesegaran dan cita rasa.
  • Jangan tekan-tekan sate dengan alat apapun saat dipanggang untuk memeras jus yang keluar.
  • Balik hanya 1x! Karena panas, daging sapi akan mengeluarkan jus yang menetes, tapi usahakan hanya membaliknya 1x jika ingin sate tidak kering. Godaan yang berat, bukan? :)

Jumat, 27 September 2013

Galeri Jennilicious

Sekedar unjuk rasa :) Ini beberapa hasil karya tanganku.

Table runner Merah Putih ini kelar sebelum 17 Agustusan :)

Duvet Cover dengan pola dari Pinterest. Keponakan yang memilih model seperti ini. Setiap blok berukuran 12 inch. x 12 inch. Lupa ukuran hasil jadinya sih. Lalu ada sarung bantal juga, berukuran 20 inch. x 30 inch.
Adik ipar yang kepengen punya ini untuk tata kamar OG (keponakan) & Mali. Mali adalah anak perempuan berumur 4 tahun yang diadopsi dari Lesotho, Afrika. Aku yang kebagian tugas menjahit, 1 untuk OG dan 1 lagi untuk Mali.

 Ujungnya pakai teknik fuzzy cut lalu pasang frame. I <3 dragonfly :)


Apa itu Duvet Cover? Sarung untuk selimut. Nah, sekarang sudah terbayangkan kan?

Sarung Bantal menggunakan pola Coffe Mill.
Sementara sekian dulu ya. May your bobbin always be full! :)

Resep Martabak Gampang

Setiap hari memutar otak untuk mencari ide mau memasak apa. Aku memang suka berkutat di dapur, karena memasak adalah salah satu hobby yang menyenangkan.
Tapi, pernahkah kamu merasa malas untuk memasak untuk makan malam?
Ini sering terjadi padaku, terutama saat weekend. Akhir pekan maunya santai saja :) Nggak perlu repot, karena setelah memasak, biasanya ujungnya adalah acara bersih-bersih dapur.
Untunglah mendadak teringat kalau di freezer masih ada spring roll. Aku hitung ada 8 buah. Cukuplah untuk kami berdua, lebih dari cukup malah. Caranya sangat gampang. Tinggal dipanggang di oven 12 menit saja, matang sudah. Rasanya juga enak di lidah, kriuk-kriuk hangat... Kepuasan makan spring roll ini juga lebih tinggi rasanya, hanya karena sudah berhasil menghindari makanan yang melalui proses digoreng.


Selanjutnya membuat martabak ala homemade. 

Ceritanya, di kebun ada daun bawang (green onion) banyak banget. Ada 2 pot. Sekitar dua tahun yang lalu pernah beli 1 ikat daun bawang, dan sejak saat itu aku tidak pernah membeli daun bawang lagi. Tinggal menggunting saja dari kebun setiap kali ada perlu. Caranya, potong bagian hijaunya saja, lalu bagian bawahnya yang putih ditaruh di cangkir / bekas stoples selai, dan diberi air, asal kakinya terendam saja. Setiap hari airnya diganti supaya tidak busuk/berjamur. Kalau akarnya sudah tumbuh baik (warna putih cerah, kira-kira panjang 2 inch.) bisa dipindahkan ke media tanah. Punyaku malah sudah beranak-pinak. Sudah keluar bawang merahnya, bisa ditanam lagi juga. Subur euy :)



Kembali ke cara membuat masakan sederhana ini , Martabak Homemade.
Daging cincang di sini biasa ada yang kemasan 1 lb (= 0,45 kg). Kebetulan kemarin habis masak spaghetti, jadi aku masih punya separuhnya karena aku hanya pakai setengah bagian saja (sengaja lho, karena nggak suka makan red meat banyak-banyak).

Martabak Homemade
Bahan:

200 gr daging sapi cincang
½ butir bawang bombai, cincang kasar
4 butir telur ayam
1 ikat daun bawang, iris
2 sendok makan minyak goreng


Cara membuat:
1. Panaskan daging sapi cincang di api medium high, sesekali diaduk agar matangnya merata. Masak sampai tidak ada warna pink. Buang minyak berlebih jika ada.

2. Masukkan bawang bombai, aduk sampai warnanya transparant.
3. Sisihkan ke dalam mangkuk.
4. Panaskan minyak goreng dengan api medium.
5. Kocok lepas telur, tambahkan irisan daun bawang, lalu masukkan ke wajan setengahnya.
Tunggu sekitar 30 detik, lalu masukkan daging cincang yang sudah matang tadi. Tunggu sekitar 30 detik. Lalu masukkan seluruh sisa kocokan telur. Jangan  lupa dibalik. Masak hingga matang.

Saus Bawang:
Saus tomat + bawang putih cincang + 1 sendok makan apple cider vinegar + 1 sendok makan brown sugar + ½ cup air

Dimasak di atas api kecil sampai hampir mendidih, kira-kira 1 menit.

Kalau suka pedas, tinggal tambahkan cabe rawit cincang.


Suamiku suka martabak telur yang atasnya diberi irisan keju jahe-peach, sehingga kejunya agak meleleh. Keju ini rasanya lembut, lebih lembut dari keju swiss, yang mana saat menyentuh lidah ada sentuhan rasa jahe (butiran) dan buah peach kering, dan rasanya tidak setajam keju cheddar.


Untuk nasi, aku punya persediaan nasi putih yang dicampur brown rice di kulkas. Tinggal dipanaskan di microwave selama 1 menit 30 detik, jadilah nasi panas-panas.

Akhirnya, cucian piring hanya sedikit, semua bisa masuk ke dishwasher. Dapur juga nggak kotor, paling kan hanya mengelap meja saja. Kulit bawang dan kulit telur bisa dilempar ke drum kompos.


Gampang pol, kan! Selamat mencoba.






Rabu, 12 Juni 2013

Chicken Cordon Blue Recipe

Eventhough most of the time I enjoy eating out with my husband, I still think that homemade dishes are the best.
Today I want to share one of my fave chicken recipe:

Chicken Cordon Blue
























4 double boneless skinless chicken breasts
8 slices deli ham (thin)
16 slices gruyere / 16 thin slices swiss cheese (I used ginger peach cheese this time)
1/4 cup flour + salt + ground black pepper
2 cups bread crumb/panko
2 tsp fresh thyme leaves
kosher salt
ground black pepper
1 teaspoon olive oil
3 eggs
2 teaspoons water

1.   Preheat oven to 350 degrees F.
2.   Lay the chicken between 2 pieces of plastic wrap.  
Using the flat side of a meat mallet, gently pound the chicken to 1/4-inch thickness.  
Take care not to pound too hard because the meat may tear or create holes.
3.   Lay 2 slices of cheese on each breast, followed by 2 slices of ham, and 2 more of cheese; leaving a 1/2-inch margin on all sides to help seal the roll.
4.   Tuck in the sides of the breast and roll up tight like a jellyroll.  Squeeze the log gently to seal.
5.   Season the flour with salt and pepper; spread out on waxed paper or in a flat dish.
6.   Mix the breadcrumbs with thyme, kosher salt, pepper, and oil.
7.   Beat together the eggs and water, the mixture should be fluid.
8.   Lightly dust the chicken with flour, then dip in the egg mixture.
9.   Gently coat in the bread crumbs.
10. Carefully transfer the roulades to a baking pan and bake for 20 minutes until browned and cooked through.
11. Cut into pinwheels before serving.

SAUCE:
2 tablespoons butter
2 tablespoons flour
1 cup milk
2 chicken bouillon cubes
1 tablespoon dry sherry
1 tablespoon Dijon mustard
1/2-1 teaspoon Worcestershire sauce

1.    Combine last 5 ingredients in a large glass measuring cup.
2.    Heat to just warm in microwave to help dissolve bouillon.
3.    Melt butter in saucepan on low.
4.    Add flour and stir until smooth and bubbly.
5.     Add Milk mixture and heat.




Rabu, 22 Mei 2013

Stay Creative

Yesterday night, my hubby's parent's called and one of the conversation I heard was, "Oh she's sewing..."
That was 10 p.m. and I feel something tickle my mind. That made me smile!

Anyway, I love this poster. This is really something, isn't it? Encouragement for me, hopefully will work for you too!

Whatever you do, always start it with a prayer. When you're finished, always end it with thankful prayer. God bless!




Kamis, 21 Maret 2013

Handbag (Baru)

Hari pertama Spring. Tanggal 20 di bulan Maret 2013, suhu masih awet beku, salju melayang-layang di udara membuat white out di mana-mana (terutama karena kami di bagian utara Amerika), dan ditambah banyak angin kencang.
Parah.
Malam hari, suara angin di antara pepohonan menderu-deru, terdengar lebih jelas, terkadang membuat sulit tidur. Brrr!!!
Suatu malam beberapa hari yang lalu, aku terbangun di tengah malam, sekitar jam 2 AM dan sulit untuk kembali tidur. Pikiranku memunculkan ide untuk membuat handbag (lagi).

Pilihanku kali ini adalah kain warna merah dengan corak bunga dan sedikit warna "tan", kubeli beberapa bulan yang lalu.  Dalam keseharianku, menjahit handbag bukan hanya membutuhkan ide model, tapi juga mood.  Perlu waktu relatif lama ternyata untuk mencari-cari ide model apa yang sreg.
Aplikasi berbentuk hati dari perca bernuansa biru muda & biru tua yang dijahit tangan di atas kain putih (printed cotton warna corak paisley warna putih juga) itu sudah kubuat di bulan Januari, dan kusimpan di kotak kain sekian lama. Dan akhirnya, setelah utak-atik dan berkutat beberapa lama, barulah jadi sepenuhnya seperti yang kita lihat di sini, akhirnya!


Handbag ini boleh dibilang handcrafted di USA, tepatnya di state Michigan karena (mau nggak mau) di situlah tempat tinggalku. Materialnya kain katun 100% berkualitas sangat baik. Itulah salah satu keuntungan untuk crafter di USA, kain-kain di sini kualitasnya top markotop :) Mata langsung menjadi 'ijo", nggak ketulungan deh kalau jalan-jalan ke toko kain. Ini bagus, itu bagus, arrrggg...!

Senin, 11 Maret 2013

Beef Rendang Recipe With Soy Puffs and Hard-Boiled-Egg

I believe a lot of Indonesian dishes are gluten free. One of these famous dishes is Rendang. The good news is that I just learned how to cook Rendang yesterday.
It is an Indonesian dish from Sumatra Island that was voted the best food in the world (read here). The flavor of rendang unfolds in layers, like a stick of Willy Wonka's three-course-dinner chewing gum. When I was eating it, my taste buds were detecting zingy flavors of ginger, lemon grass, also savory beef. As I continued to chew, the taste of creamy coconut milk hug my tongue.

Today is a rainy day, on the 10th day of March 2013, and we have left over rendang from yesterday. That means this rendang tastes much better today.

Before refrigeration was available, when wealthy Minangkabau (a tribe in Sumatra) farmers dispatched a cow for a special occasion it was often turned into rendang. With its blistering spiciness (capsaicin is an antimicrobial), low moisture content and high fat content, rendang provided a way to make the kill last for weeks in the sweltering Indonesian heat.

I like it better if it's 'dry' and nice brown (see pictures), after nearly all liquid has evaporated, and the remaining sauce is caramelized on the pan, that creates extremely flavorful coating for the beef, soy puffs (tofu), and hard boiled eggs;  while my husband likes it when the sauce was more watery (look like Terik dish from Java Island).


To serve Rendang, the companion of steamed rice, casava leaves in light coconut milk / asian cabbage with long bean in light coconut milk, sambal ijo (green chili), and sator nuts (petai/pete) are the best. Or if you'd like it just with steamed rice, it's good too!
If you're vegan, you can use this recipe by eliminate the beef & egg, use vegan meat, and cook it on a large pan.


Ingredients:
2 pounds chuck roast beef or beef shanks, cut into thick slices
1 pack of soy puffs (24 pcs small soy puffs)
6 hard boiled eggs
2 inch galangal, sliced into thick coins
1 can of coconut milk ( I used 5.6 fl oz = 165 ml)
2 tbs wet tamarind, meat only
2 stalks lemongrass (white part only, smashed with the side of the knife)
5 kaffir lime leaves
10 pcs candle nuts, dry roasted on the pan until golden brown
1/4 teaspoon ground turmeric
1 inch ginger, sliced into thick coins
8 large cloves garlic roughly chopped
2 red onion or 10 shallots, roughly chopped
2 tbs chili pepper flakes or to taste (I used about ½ tablespoons)
2 tablespoons olive oil
1 tablespoon palm sugar ( I used 1 round block, roughly chopped)
Salt to taste 
*⅔ cup of water (for pressure cooker)

Instructions:
1. Add all the candle nuts, turmeric, ginger, garlic, red onion/shallot, chili pepper, and olive oil to a food processor and run until there are no clumps left and you have a smooth spice paste.
2. If you use pressure cooker : Put the beef, water, coconut milk, and spice paste into the pressure cooker and set for 8-10 minutes at 40 psi. (Mixture 1)
If you use large pan (no lid) : Heat the pan over medium high heat. Put in the beef, coconut milk, and spice paste, then cook until the beef is lightly brown and sit for about 30 minutes, then skip the step number 3.
3. Heat the large pan over medium high heat, pour all of the Mixture 1 onto the pan.
4. Add remaining ingredients except palm sugar, soy puffs, and eggs. Let it simmer for another 15 minutes.
5. Turn down the heat to medium low, and stirring by folding them with flat utensil regularly until most of the moisture has evaporated. You'll see there should be quite a bit of oil in the pan (from coconut milk, candle nut, and mostly the meat) so you're essentially 'frying' the sauce and concentrating the flavors. 
6. Add the palm sugar, soy puffs, and hard-boiled-eggs into the pan. Continue stir the rendang periodically until the colour turn darker.
7. The rendang is done when there is almost no sauce left and the meat is darker brown. Ideally you'll let this sit overnight (I put it in the fridge) for the flavors to evenly distribute into the meat. During this time, the flavors will deepen. 


Sabtu, 02 Maret 2013

Homeland Skies {Another Journey of A New Quilter}

So, I bought 2 jelly rolls in 2012. It's A Walk In The Woods by Aneela Hoey for Moda Fabrics.
I love jelly roll fabrics. Jelly roll is fabrics precut into 2½ inch. strips. Like this:
I also bought 2 yards of white fabric with white paisley print.
I didn't start to work on it until the end of the first week of February 2013, when I saw a pattern on a magazine. I remember, that time I really-really wanted to make this quilt!
So before bed time, I read the pattern from top to bottom. *Sigh. I have to. Yes, I have to eventhough I had no patient to read all of it. (I fell asleep!)
The original pattern called for 16 blocks which have 9 LeMoyne Star, 37 Pinwheel Blocks 4" x 4", 7 Log Cabin Blocks, and 4 Rail Fence Blocks 6" x 6".
But shoot, I already used up some of white fabric for 3 blocks of applique quilts and also for a bag! And another 'shoot' was I don't have all the fabric requirement for this project. I was worried if I had to buy more fabrics for this project. I wanted to use my stash, but...
Then I said to my self, "Just do it! And make it my own style."
At that time I just want to make sure I have enough fabrics.
The next day, I began to cut my fabrics.
To make LeMoyne Star Blocks, the pattern said I would need 3" strips. But, I didn't really follow the pattern. 
It's called modification. Ha! 
I cut my jelly roll strips which had 2½" width. Like I said, just go for it! Kinda rebellion.
Some adjustment also had to be made to make Pinwheel Blocks, because originally it should be made from 2 7/8".
Then, in the afternoon, tada... 
And the next day, I got more blocks...
For Log Cabin Blocks, it was a lil' bit different story. The pattern called for 2½" strips and 6½" x 6½" rectangles. That made my red and green fat quarter stash joined the crowd.
The more I looked, the more I thought that the red & green color in each block especially LeMoyne Stars were very contrast and catchy, so I tried to arrange it in different position for every blocks.
Then, I was so ready to sew all blocks together!

 It was winter, snowing so bad outside. When I got a chance to take picture outside, I quickly grab my small camera.
It took me a few days to think about what kind of border I wanted to do. 
Finally, I decided to make the most inner border using 

Dash Stripes.

Next, small white frame as the middle border and a lot of 7" length strips for the most outer border. 
A lot of works. 
Good thing that everything needed to be sewing just straight.

Showing off the corner using fuzzy cut technique. ≧◠◡◠≦ My favorite technique.
I would say the corner stone idea was pop up from my head at the last minute. I drew 7" block on a piece of paper to figure it out.
Do you think I'd be considered as a new quilter in town? :)

Hopefully y'all would like this quilt.
God bless y'all!


Yen~

 *Inspired by Lynn Lister - from America Loves Scrap Quilts magazine.

Rabu, 23 Januari 2013

Kiyut Crochet

Ada buku cantik yang kupinjam dari perpus pusat di kota ini. Buku yang cantik ilustrasinya, memuat ilmu crochet dengan pola Jepang, dengan keterangan dalam bahasa Inggris.

Cinta banget deh sama buku beginian. Kebanyakan yang ada di pasaran adalah pola Jepang berbahasa Jepang. Mendadak terkena sindrom buta huruf deh, dijamin!

Isinya macam-macam, ada cara membuat tatakan piring, tas kecil, mini wallet, bundaran renda, granny square, dll. Dijelaskan step-by-step, sangat detil. Di bagian belakang tidak disertakan keterangan simbol semacam rantai, tiang single, tiang double, dll. tapi tidak menjadi masalah karena aku sudah punya di buku yang lain.

Kalau berminat belajar membuat crochet granny square dari pola Jepang, silakan Like facebookku, kemudian kontak aku langsung di sana.