Senin, 12 Desember 2011

Transportasi di Jakarta

Ingin jalan-jalan di Jakarta? Mau naik apa? Kendaraan pribadi atau kendaraan umum?

Jika kamu berniat menggunakan kendaraan sendiri, ada baiknya menggunakan GPS dan jangan lupa hati-hati dalam berbagi dengan pengguna jalan lainnya karena banyak terdapat titik kepadatan lalu-lintas, terutama pagi hari antara jam 6-an - 10 WIB dan sore hingga malam antara jam 4-an - 7 WIB. Perhatikan juga rambu-rambu lalu lintas yang ada. Mengendarai jalur berkendara di Indonesia, biasanya menggunakan jalur sebelah kiri. Hal ini berbeda dengan di Amerika atau Korea misalnya, mereka menggunakan jalur sebelah kanan dalam berkendara.

Jika ingin menggunakan kendaraan umum, ada banyak alternatif yang bisa kamu pilih. Taxi, sewa mobil, Trans Jakarta, bis umum (reguler atau AC), angkot (angkutan kota) / mikrolet, bajaj, ojek, atau bemo, bisa pilih salah satu atau kombinasi. Untuk taxi, berdasarkan pengalaman, aku merekomendasikan taxi sebagai berikut :

- Silver Bird - type luxurious taxi dan paling aman, setidaknya menurut pendapatku
- Blue Bird group(hati-hati tidak semua taxi warna biru adalah dari Blue Bird group)
- Trans Cab - yang ini taxi berwarna kuning, ada tv untuk yang duduk di kursi belakang
- Express taxi - biasanya taxi berwarna putih

Jika kamu belum pernah ke Jakarta sebelumnya, atau bahkan akan ke Indonesia untuk pertama kali, saranku pergunakanlah 2 jenis taxi yang pertama kusebutkan di atas, Silver Bird atau Blue Bird group. Taxi 2 jenis ini bisa juga disewa per jam, atau sewa untuk ke luar kota Jakarta, FYI untuk yang belum tahu. Informasi lengkap silakan ke http://www.bluebirdgroup.com dan untuk reservasi silakan telepon langsung atau melalui meja reservasi dari hotel di mana kamu menginap.

Untuk kamu-kamu yang sudah merasa nyaman berada di Jakarta, cobalah perpetualang sedikit dengan naik Trans Jakarta. Informasi tentang jalur yang dilalui bisa di-download di http://www.rutebusway.com/ Menurut saya, transportasi jenis ini cukup aman dan nyaman. Sistem yang tersedia lumayan bagus ini cocok untuk yang ingin mengenal beberapa daerah yang dlalui oleh jalur busway. Asalkan kamu tidak keluar dari halte, kamu tidak perlu bayar lagi :) Tips dari saya, saat kamu merasa terlalu dekat dengan orang lain saat berada di antrian yang lumayan padat (terutama saat jam sibuk), saya sarankan untuk memperhatikan kantong baju dan barang bawaan kamu. Ini karena aku pribadi yang tidak percaya dengan orang-orang berpenampilan pakaian rapi adalah orang jujur... maaf ya... bukan bermaksud generalisasi, tapi hanya sekedar 2 cents dariku koq. Karena ini tergolong dalam kategori kendaraan umum, sebaiknya jangan memakai perhiasan/accessories berlebihan ataupun terlalu menarik perhatian, dan jangan membawa uang cash terlalu banyak. Bukan berarti tidak aman di dalam Trans Jakarta, tapi ada baiknya kamu pertimbangkan saranku ini, serius deh! :) Dan jangan lupa berdoa sebelumnya. Pengalamanku dengan Trans Jakarta sih baik-baik saja selama ini. :)

Untuk sewa mobil, saat ini rekomendasi dari saya masih kepada armada Golden Bird. Mobil yang disewakan biasanya kelas mobil mewah dan mereka menyediakan fasilitas sopir (driver). Untuk rombongan banyak anggota, armada mereka ini dinamai Big Bird. Kamu bisa memilih yang kapasitas berapa kursi (seats). Cocok untuk acara perjalanan jauh berame-rame seperti piknik keluarga, sekolah, atau perusahaan. Wah seperti promosi saja nih.

Dalam menggunakan transportasi umum lainnya, dalam hal ini adalah bis umum (reguler atau AC), angkot (angkutan kota) / mikrolet, bajaj, ojek, atau bemo, kamu perlu extra hati-hati. Pisahkan uang kecil (correct change) untuk biaya transportasi di dalam dompet khusus adalah ide bagus yang boleh dilakukan. Hati-hati kalau kamu berada di posisi yang dekat dengan orang yang berada di dekat pintu keluar. Gunakan logika dan teriak "Copet!!!" kalau kamu yakin orang tersebut adalah si copet, sebab memalukan sekali kalau sampai salah tuduh, tapi kemungkinan besar pasti benar usahakan untuk berteriak dengan lantang. Kalau ada yang berusaha melawan si pencopet, tunjukan solidaritas, dengan pertimbangan hal buruk yang mungkin terjadi adalah kamu telah bergabung dalam group yang dikalahkan. Selain resiko copet, ada resiko menjadi korban penipuan, hipnotis, atau tersesat karena salah bertanya/malu bertanya. Peribahasa berkata "Malu bertanya sesat di jalan" terkadang ada benarnya, tapi malangnya jika orang yang kamu tanya adalah orang yang salah, dengan niat jahat akan mencelakakan kamu. Pengalamanku selama menggunakan kendaraan umum di Jakarta sih baik-baik saja, kecuali 1x yaitu saat-saat pertama kali di Jakarta. Malam hari, gerimis, di daerah Grogol - velbag ada traffic light, pas di situ bajaj yang kutumpangi itu berjalan pelan-pelan sekali, seperti merayap padahal jalanan sepi. Perasaanku tidak enak, tapi aku malu untuk protes ataupun secara extrem memutuskan untuk balik arah/berhenti menggunakan jasa bajaj itu. di situ aku ditodong dengan pisau dapur oleh 3 pria lusuh, di dalam bajaj. Payahnya pas aku sedang bawa uang cash untuk membayar biaya kursus komputer. Mereka juga merampas jam tangan baru, belum sebulan umurnya. Untung kalungku tidak dirampas juga karena aku memakai t-shirt berkerah, jadi mereka tidak tahu. Shock banget dan jantung berdebar kencang sekali! Aku cuma bisa menangis dan protes tidak mau membayar biaya bajaj, selain karena uangku ludes, si sopir bajaj tidak membantah bahwa dia berkonspirasi dengan para penodong itu. Entah dari mana muncul segelintir keberanian itu dari dalam diriku, padahal saat itu aku bisa dibilang "masih ingis-ingis" sebagai anak baru di Jakarta. Kurang percaya diri. Masih sopan, manis, murah senyum hehehe... Ternyata Jakarta kejam kepadaku! Wew... Ironisnya, persis di seberang jalan sana adalah berdiri bangunan kantor polisi (sebelah pasar). Tapi apalah daya mereka, meskipun kami, yaitu aku dan 2 orang polisi menyelusuri rumah-rumah kardus di bawah jembatan itu , para penjahat tersebut tidak kami temukan, boro-boro uangku kembali. Akhirnya malam itu aku diberi ongkos oleh pak polisi untuk naik bajaj (lagi) untuk pulang ke rumah. Kali ini bajaj rekomendasi pak polisi ditanggung aman, kata salah satu dari mereka. Terima kasih, pak. By the way anyway busway, entah laporan penodongan itu masuk di data atau tidak... Yang pasti malam itu aku putuskan batal mendaftarkan diri untuk kursus komputer di Jembatan Lima, karena pertimbangan beresiko melewati daerah rawan kejahatan di malam hari, belum lagi pulangnya kan lebih malam lagi. Nggak lagi deh, makasih Jakarta, engkau telah memberiku pengalaman berharga, cukup 1x deh! Selanjutnya, aku tidak pernah lupa untuk mengucapkan doa sebelum pergi, meminta perlindungan di dalam kuasa-Nya, yaitu di dalam nama Yesus Kristus yang darahnya telah tercurah di atas Bukit Kalvari, maka Tuhanku akan membutakan mata orang-orang yang akan mencelakakan aku. Sejak hari itu, ke mana pun aku pergi, aku baik-baik saja. Puji syukur kepada Tuhanku.

Sekali lagi, di Jakarta gunakanlah logika, hikmat, dan berdoa!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar